Sunday, June 07, 2015

Konflik dalam Organisasi

Jakarta, HanTer-Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi ingin perselisihan berkepanjangan di induk olahraga berkuda antara Pengurus Pusat Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (PP Pordasi) dengan Equstrian Federation of Indonesia (EFI) segera berakhir.

Untuk itu, pria yang akrab disapa Cak Imam ini, meminta dicarikan waktu untuk mempertemukan kedua belah pihak yang berseteru dan mencari penyelesaian. Namun, tidak hanya cabor equstrian, Menpora juga bakal mengurai dan mencari penyelesaikan atas konflik lama yang terjadi pada sejumlah cabang olahraga.

"Sebelum Munas Pordasi harus sudah dijadwalkan bertemu (Menpora bersama Pordasi dan EFI). Sebab banyak sekali yang harus diurus. Satu per satu cabor yang berkonflik nanti kita urai," tegas Imam saat menerima Ketua Umum (Ketum) PP Pordasi, M Chaidir Saddak dan Wakil Sekretaris Umum (Wasekum) Wijaya Noeradi di Kantor Kemenpora Jakarta, Senin (13/4/2015).
 
Selain menceritakan masalah Pordasi, kedatangan pengurus Pordasi juga untuk  mengundang Menpora agar hadir dalam turnamen berkuda `Minang Derby` di Pulo Mas Jakarta, pada 5 Mei 2015.

Seperti diketahui, dalam beberapa tahun terahir, PP Pordasi berseteru dengan EFI karena kedua organisasi yang telah sah menjadi anggota KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) itu sama-sama memainkan peran pembinaan olahraga equstrian.

Pordasi merupakan induk olahraga berkuda yang berdiri sudah lama, yakni 1966. Sedangkan EFI baru disahkan masuk anggota KONI pada 2013. Pengurus EFI sendiri merupakan orang-orang yang semula duduk di Komisi Equstrian Pordasi, namun memilih memisahkan diri dengan alasan olahraga equstrian memiliki federasi internasional sendiri, terpisah dari olahraga berkuda pacuan dan polo. Meski begitu, Pordasi menganggap aksi tersebut dianggap ilegal karena tidak dibahas lewat Munas.

Yang pasti, perseteruan yang bergulir sejak 2009 tersebut jelas telah berimbas pada pembinaan olahraga equstrian nasional karena masing-masing kubu memiliki atlet dan kuda pada olahraga ketangkasan menunggang kuda tersebut. "Polo dan pacuan (dua sub olahraga di bawah Pordasi) tidak ada soal. Hanya untuk equestrian saja," jelas Saddak.

Sementara, Pordasi sendiri akan menggelar Munas pada tahun ini. "Bisa tidak munas menyelesaikan konflik?" tanya Menpora kepada pengurus PP Pordasi.

Saddak menjelaskan, jika equestrian ingin berpisah dari Pordasi, maka harus lewat Munas. "Klub-klub equestrian harus hadir dan diputuskan di Munas. Maka masalahnya akan selesai," tukasnya.

Demi menyelesaikan kisruh antara Pordasi dan EFI ini, Menpora langsung meminta dicarikan waktu untuk mempertemukan kedua kubu.

"Permasalahan ini tentu harus ditelaah secara komprehensif dan mengajak kedua belah pihak untuk duduk bersama. Kemudian mencari solusi terbaik demi pembinaan olahraga equestrian Tanah Air. Semua pengurus cabang olahraga harus mengedepankan kebersamaan dan kepentingan nasional. Jika pengurus terus ribut yang kasihan, ya atletnya," papar Imam.

Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.