Sunday, April 26, 2015

Kasus Investasi Bodong

JAKARTA, KOMPAS.com - Praktik penipuan dengan tawaran investasi berprofit tinggi kembali memakan korban. Kali ini, investasi bodong ini menggunakan skema arisan. Sejumlah ibu rumah tangga yang jadi korban  akan mengadukan masalah ini ke kepolisian.
Tawaran investasi berprofit selangit ini bernama Arisan Bunda Tiara. Arisan ini berdiri di Jakarta, hasil gagasan Windari asal Semarang dan meluas melalui jejaring sosial Facebook. Ia menawarkan investasi dengan sistem simpan modal Rp 100.000 akan menjadi Rp 200.000 dalam waktu 20 hari, investasi Rp 200.000 menjadi Rp 300.000 dalam waktu 30 hari dan investasi Rp 750.000 bisa mendapat bonus gadget.
Yona Amalia Naputri Syam, salah satu member Arisan Bunda Tiara mengaku, sudah menderita kerugian sebesar Rp 15 juta. Ibu rumah tangga yang tinggal di Jakarta Barat ini mengikuti arisan itu sejak pertengahan Maret 2015. Namun, sampai sekarang dia belum menerima keuntungan yang dijanjikan sebesar Rp 200.000 per 30 hari. " Saya sudah mencari Windari tapi tak ketemu, dan sepertinya kabur," jelas Yona, Selasa (5/5/2015).
Rencananya, Yona bakal melaporkan kasus penipuan ini
ke kepolisian hari ini, Rabu (6/5/2014).  Dia sudah mulai mengumpulkan bukti-bukti dan mencari teman-temannya yang menjadi korban investasi bodong lainnya.
Diperkirakan, Arisan Bunda Tiara sudah memiliki member lebih dari 400 orang. Mereka berasal dari berbagai daerah.
Dalam laporan nanti, bukan hanya Windari yang jadi terlapor. Beberapa admin yang selama ini membantu pengelolaan arisan juga akan menjadi terlapor. Namun, Yona tak bisa merinci nama-nama admin tersebut, karena selama ini hanya berkomunikasi melalui Facebook.
Korban lainnya adalah Deasy Syafianty, ibu rumah tangga di Bekasi yang menderita kerugian dengan nilai sekitar Rp 50 juta. Uang itu bukan miliknya sendiri, karena Deasy juga mendapat titipan modal dari teman-temannya. "Ada 80 orang yang titip modal," kata Deasy.
Sardjito, Deputi Komisioner Pengawasan Pasar Modal I Otoritas Jasa Keuangan (OJK), mengaku belum mengetahui kasus bermodus arisan ini. Ia hanya menghimbau agar masyarakat harus lebih jeli terhadap tawaran investasi bila yield-nya terlalu tinggi. Tawaran investasi dengan imbal hasil yang tak masuk akal selalu berujung pada penipuan. Masyakarat harus segera melapor ke OJK atau polisi.
Kesimpulan:
Maraknya pasar investasi diindonesia, banyak sekali orang-orang yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan kesempatan ini untuk mendapatkan keuntungan pribadi dengan menawarkan kepada para calon investor untuk menanamkan modal dengan nilai investasi yang tinggi. Setau saya, kebanyakan kasus investasi bodong terjadi pada perusahaan-perusahaan. Namun, saat ini tak hanya perusahaan saja yang menjadi korban, para ibu-ibu juga menjadi korban. Memang, ibu-ibu merupakan salah satu sasaran yang tepat untuk dijadikan korban, apalagi mereka biasanya mudah tergiur dengan nilai investasi tinggi yang akan didapatkan hanya dengan menanam modal yang sedikit.
Menurut saya, hal ini harus digecah agar korban tidak menyebar luas. Pengetahuan dasar mengenai modal dan nilai investasi harus dimiliki oleh para calon investor agar tidak mudah tergiur dengan nilai investasti tinggi yang dijanjikan. Kita pun harus bijak dalam memilih kepada siapa modal akan ditanamkan karena jika salah memilih kita juga yang akan merugi, tak tanggung-tanggung kerugian bisa mencapai ratusan juta bahkan milyaran. Nah, dengan teknologi informasi yang ada saat ini gunakan untuk mencari tahu banyak hal mengenai ivestasi. Jadilah CERDAS, CERMAT, dan BIJAK

sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/05/06/114500526/Investasi.Bodong.Kembali.Telan.Korban?utm_campaign=related_left&utm_medium=bp&utm_source=bisniskeuangan

1 comment:

  1. investasi properti harus dipahami dan banyak belajar dari web dan blog" agar lebih paham dan lebih teliti dan tidak mudah tertipu oleh oknum yang tidak bertangung jawab.
    Investasi Properti

    ReplyDelete